Friday, September 17, 2010

suara celaka.


kanan ada suara, kiri juga bersuara.
"celaka,aku mahu sendiri tanpa ada siapa siapa"
dia berirama dengan bahasa dan cerita tentang entah apa.
dia bersandiwara tentang cerita dan bahasa entah apa.
kiri dan kanan mereka perosak gegendang telinga.
"celaka,aku mahu disini tanpa kamu kamu semua manusia"
hingar,bising,muak aku dengan lolongan,teriakan semua.
dia merayu minta dibantu.
minta si bulan menjadi sepatu dengan hanya tundingan jari satu.
mana bisa aku.
magis itu tiada pada aku.
dia menangis teriak terpekik terlolong.
minta si awan menjadi terowong.
mana bisa aku tolong.
meski dia berdarah meraung.
"celaka,aku mahu begini tanpa ada yang ingin coba memesong"
tinggalkan,pergi,nyah,menjauh,kesana lari,apa lagi?
semua kosa kata dan bahasa sudah aku kasi.
suara suara celaka itu masih aku dengari.
masih meminta simpati.
masih mengharapkan magika yang di luar kotak logika yang tidak
mampu aku beri.
nah,tiket ke neraka yang syaitan itu beri.
nah,aku renjis keras ke muka itu sebagai bukti.
berhenti bersuara pada aku yang dia anggap dulu satu bidadari.
berhenti berharap pada aku yang dia sangka dulu selalu memenuhi.
aku ini juga seperti kamu,suara kanan dan kiri.
juga menagih pada yang tidak pasti.
masih merangkak atas bumi.
juga percaya bahawa neon itu sebenarnya mentari.
masih mengais untuk sebutir isi padi.
sudah,aku dan dia kita serupa.
sudah,berhenti berbicara tentang entah apa,sudah.

No comments:

Post a Comment